Tulisan
Periode kedua
Mengatasi
rasa jenuh dan malas dalam berorganisasi
Aktif
dalam berorganisasi bukanlah suatu hal yang mudah, banyak kendala yang akan
menghadang. Tuntutan deadline, menjaga komunikasi antar anggota, harus bisa
terus berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait, pikiran yang harus terbagi
dengan kepentingan lainnya, totalitas dalam setiap tanggung jawab dan lain-lain
menjadi bagian yang terkadang memunculkan rasa jenuh serta turunnya motivasi
dan semangat dalam bertugas. Tentunya, hal tersebut tidak bisa dibiarkan, jika
berlanjut itu akan mempengaruhi kinerja kita dan kinerja tim.
Lalu
apa yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala turunnya motivasi dan semangat saat
bekerja dalam berorganisasi dan kepanitiaan? . Berdasarkan pengalaman saya akan
tulis beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya :
1.
Mengingat
kembali apa yang menjadi tujuan kita dalam berorganisasi dan kepanitiaan.
Sebelum kita memulai untuk membuat
keputusan berorganisasi, pastinya kita memiliki alasan mengapa kita memilih
organisasi itu. Jika alasan tersebut positif pasti kita tidak akan pernah
melupakan alasannya. Ini bisa kita manfaatkan saat titik jenuh mulai hinggap
dalam benak. Katakan dalam diri bahwa “bukan hal yang mudah kita bisa sampai
ditahap ini, tujuan awal yang kita miliki sudah baik, maka seharusnya yang kita
lakukan adalah merealisasikannya agar bisa menjadi semakin baik”.
2.
Keuntungan
atau manfaat yang sudah didapat dari berorganisasi
Ketika rasa jenuh dan malas muncul
dalam pikiran ataupun perasaan, pikirkanlah apa yang sudah diri ini dapat dari
hasil organisasi. Saya yakin jika organisasi yang kita jalani adalah organisasi
positif, tentunya akan banyak memberikan hal yang bermanfaat bagi diri kita.
Jika dengan kita bersemangat kerja kita mendapat keuntungan yang tak ternilai,
berarti jika kita merasa malas dan jenuh akan banyak keuntungan yang kita
tinggalkan.
3.
Pikirkan
seberapa banyak yang sudah kita berikan untuk organisasi tersebut
Ketika kita sudah tahu seberapa
banyak manfaat yang kita dapat cobalah renungkan apa yang sudah kita berikan
untuk kemajuan organisasi tersebut, sebandingkah dengan hasil baik yang sudah
kita raih ? jika sudah, hanya segitukah tingkat kekuatan kita dalam berusaha?,
sedangkan begitu banyak manfaat yang bisa kita rasakan. Jangan pernah merasa
puas dalam hal berbuat kebaikan. Hasil semangat kita bukan hanya untuk kita,
tetapi dapat mempengaruhi kinerja tim. Jika kita bersemangat, usaha yang kita
lakukan maksimal, anggota lain akan menghargai kita, tapi jika kita malas
organisasi tidak berjalan maksimal, dan akan ada citra buruk yang melekat dalam
diri kita.
4.
Belajarlah
perduli dengan orang lain
Organisasi memiliki beberapa
kepanitiaan, dalam kepanitiaan terdapat banyak anggota. Jika kita mengabaikan
tanggung jawab karena menuruti rasa jenuh dan malas, sudah pasti akan
mempengaruhi segala yang berhubungan dengan kepanitiaan tersebut. Akhirnya
butuh seseorang untuk menghandle pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung
jawab kita, bukankah itu menambah beban kepada orang lain ? sedangkan kita terlibat
dalam kepanitiaan yang sama, mendapat bagian pekerjaannya masing-masing dan
kita tahu seberapa sulitnya pekerjaan tersebut. Belajarlah perduli dengan
sesama, dengan bersemangat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita agar tidak
merepotkan orang lain.
Dibutuhkan
komitmen dan konsistensi dalam organisasi dan kepanitiaan, untuk itu jangan
pernah mengkorbankan hal positif hanya untuk memuaskan rasa malas dan jenuh
kita. Bersemangatlah dalam berkontribusi..
Sumber inspirasi
: Young On Top
Pengalaman Actuating (pengarahan) dan controlling
(pengawasan)
Saat ini saya tergabung dengan salah satu organisasi
di kampus, dalam organisasi selalu ada kepanitiaan. Keikutsertaan organisasi
membuat saya lebih paham mengenai tugas-tugas dalam kepanitiaan. Disana saya
memahami adanya pengarahan dan pengawasan.
Disetiap kali akan mengadakan sebuah acara akan
dibentuk struktur kepanitiaan. Yang
terdapat dalam struktur kepanitiaan adalah ketua pelaksana, sekretaris,
bendahara, seksi acara, seksi humas dokumentasi dan publikasi, seksi peralatan,
seksi sponsorship, dan seksi konsumsi masing-masing setiap seksi memiliki 1
koordinator dan beberapa anggota.
Ketua pelaksana bertugas sebagai controlling (pengawas) gunanya adalah
untuk mengawasi koordinator apakah tugas koordinator berjalan dengan baik dalam
berkoordinasi kepada setiap anggota dan mengarahkan jika ada hal yang salah
dalam kinerja koordinator. Begitupun dengan setiap koordinator, bertugas sebagai
pusat dalam memberikan pengarahan dan pengawasan serta koordinasi kepada setiap
anggotanya, apa saja yang menjadi kendala akan menjadi pertanggung jawaban
koordinator kepada ketua pelaksana.