Sabtu, 02 November 2013

Tugas Periode 2 : Psikologi Manajemen




Tugas Periode 2 :
Pengorganisasian Struktur Manajemen
    A. Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern.
James D. Mooney (dalam Abdul & Imam, 1995) mengatakan organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan.
  B.   Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalam pembuatan suatu keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1.      Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2.      Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi
3.      Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4.      Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.

  C. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Kata organisasi bisa menunjukkan proses pengorganisasian, yaitu cara bagaimana pekerjaan disusun dan dialokasikan kepada anggota-anggota organisasi sehingga tujuan organisasi bisa tercapai secara efisien.
 Proses pengorganisasian menghasilkan organisasi formal, yaitu lembaga atau kelompok fungsional yang menjadi wadah kegiatan anggota organisasi. Di lain pihak mungkin timbul organisasi tidak forma l(informal) yaitu yang menjadi wadah hubungan antara anggota tertentu organisasi formal. Semuanya perlu diperhatikan oleh manajer organisasi apabila berminat untuk memanfaatkannya bagi tercapainya tujuan-tujuan.
Mengapa pengorganisasian penting? karena dalam manajemen, manejer tidak bisa melakukan semua pekerjaan tersebut sendirian, dan dengan membagi pekerjaan secara tepat, pekerjaan bisa diselesaikan dengan lebih efisien, lebih cepat, lebih mudah, lebih tidak melelahkan.

Actuating Dalam Manajemen
  A. Definisi Actuating
Actuating merupakan usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu agar semuanya itu dapat dilakukan.  Apa yang direncanakan dan diorganisasikan mungkin tak berjalan kecuali jika bawahan diberitahu tentang apa yang harus dilakukan.
Bisa dikatakan actuating adalah menggerakan atau mengarahkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.
Dalam menggerakkan atau memberikan pengarahan agar dihasilkan sesuatu yang diharapkan, perlu dikeluarkan perintah-perintah secara baik, perintah tersebut harus ada follow-up nya, pengarahan itu harus sederhana dan dijelaskan mengapanya agar diperoleh saling pengertian.
  B.  Pentingnya Actuating
Orang yang mengarahkan harus menghayati perasaan sikap, perilaku dan tindakan yang diarahkan sehingga pengarahan harus berdasarkan motivasi dan komunikasi.
Kemampuan seorang yang memberikan pengarahan seperti manajer untuk memotivasi bawahannya akan mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi akan menentukan efektivitas manajer.
Begitupun dengan komunikasi. Komunikasi sangat penting bagi para manajer dalam melaksanakan seluruh fungsi manajemen dan dengan komunikasi para manajer mencurahkan sebagian waktunya untuk berinteraksi dengan anggotanya.
  C. Prinsip Actuating
Menurut kurniawan prinsip actuating adalah :
1.      Memperlakukan anggota dengan baik
2.      Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3.      Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4.      Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5.      Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6.      Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7.      Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
  A.    Definisi Mengendalikan (Controlling)
Pengendalian atau pengawasan (controlling) dapat disebut juga sebagai evaluating appraising atau correcting.
Pengertian pengendalian atau pengawasan yaitu proses penjamin pancapaian tujuan organisasi. Hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Jadi disini ada kaitan yang erat antara pengawasan dan perencanaan. 
Pengendalian menjadikan siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan.
Menurut J.Mockler (dalam Abdul dan Imam, 1995) controlling yaitu usaha sistematik menetapkan satandart pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem, informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
  B.     Langkah-langkah Dalam Kontrol
1.      Tahap penetapan standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan.
2.      Tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3.      Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan
Berupa proses yang berulang-ulang dari continue, yang berupa atas pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4.      Tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi manajer.
5.      Tahap pengambilan tindakan koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
  C.     Tipe-tipe Kontrol
1.      Pengawasan pendahuluan (feedforward control, steering controls)
Untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan
2.      Pengawasan concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3.      Pengawasan umpan balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
  D.    Kontrol Proses manajemen
1.      Merumuskan hasil diinginkan
2.      Menetapkan penunjuk
3.      Menetapkan standar petunjuk dan hasil
4.       Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
5.      Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar