Tugas Periode 2
:
Pengorganisasian
Struktur Manajemen
A. Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian
(organizing) merupakan proses
penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya
baik intern maupun ekstern.
James
D. Mooney (dalam Abdul & Imam, 1995) mengatakan organisasi yaitu bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi
merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur
serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan.
B.
Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri atas
unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi, atau
desentralisasi dalam pembuatan suatu keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor yang menentukan perancangan
struktur organisasi yaitu :
1. Strategi
organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan
teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk
struktur organisasi
3. Kemampuan
dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan
sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4. Besarnya
organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
C. Pengorganisasian Sebagai Fungsi
Manajemen
Kata organisasi
bisa menunjukkan proses pengorganisasian, yaitu cara bagaimana pekerjaan
disusun dan dialokasikan kepada anggota-anggota organisasi sehingga tujuan
organisasi bisa tercapai secara efisien.
Proses
pengorganisasian menghasilkan organisasi formal, yaitu lembaga atau kelompok
fungsional yang menjadi wadah kegiatan anggota organisasi. Di lain pihak
mungkin timbul organisasi tidak forma l(informal) yaitu yang menjadi wadah
hubungan antara anggota tertentu organisasi formal. Semuanya perlu diperhatikan
oleh manajer organisasi apabila berminat untuk memanfaatkannya bagi tercapainya
tujuan-tujuan.
Mengapa pengorganisasian
penting? karena dalam manajemen, manejer tidak bisa melakukan semua pekerjaan
tersebut sendirian, dan dengan membagi pekerjaan secara tepat, pekerjaan bisa
diselesaikan dengan lebih efisien, lebih cepat, lebih mudah, lebih tidak
melelahkan.
Actuating
Dalam Manajemen
A. Definisi
Actuating
Actuating
merupakan usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu agar semuanya itu dapat
dilakukan. Apa yang direncanakan dan
diorganisasikan mungkin tak berjalan kecuali jika bawahan diberitahu tentang
apa yang harus dilakukan.
Bisa
dikatakan actuating adalah
menggerakan atau mengarahkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya
atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif.
Dalam
menggerakkan atau memberikan pengarahan agar dihasilkan sesuatu yang
diharapkan, perlu dikeluarkan perintah-perintah secara baik, perintah tersebut
harus ada follow-up nya, pengarahan
itu harus sederhana dan dijelaskan mengapanya agar diperoleh saling pengertian.
B. Pentingnya
Actuating
Orang
yang mengarahkan harus menghayati perasaan sikap, perilaku dan tindakan yang
diarahkan sehingga pengarahan harus berdasarkan motivasi dan komunikasi.
Kemampuan
seorang yang memberikan pengarahan seperti manajer untuk memotivasi bawahannya
akan mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi akan menentukan efektivitas
manajer.
Begitupun
dengan komunikasi. Komunikasi sangat penting bagi para manajer dalam
melaksanakan seluruh fungsi manajemen dan dengan komunikasi para manajer
mencurahkan sebagian waktunya untuk berinteraksi dengan anggotanya.
C. Prinsip
Actuating
Menurut
kurniawan prinsip actuating adalah :
1. Memperlakukan
anggota dengan baik
2. Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan
pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai
hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
Mengendalikan
Fungsi Manajemen
A. Definisi
Mengendalikan (Controlling)
Pengendalian
atau pengawasan (controlling) dapat
disebut juga sebagai evaluating appraising atau correcting.
Pengertian
pengendalian atau pengawasan yaitu proses penjamin pancapaian tujuan organisasi.
Hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para pelaksana agar mereka
selalu bertindak sesuai dengan rencana. Jadi disini ada kaitan yang erat antara
pengawasan dan perencanaan.
Pengendalian
menjadikan siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke
perencanaan.
Menurut
J.Mockler (dalam Abdul dan Imam, 1995) controlling
yaitu usaha sistematik menetapkan satandart pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, merancang sistem, informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil
tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah
dipergunakan dengan efektif dan efisien.
B. Langkah-langkah
Dalam Kontrol
1. Tahap
penetapan standar
Tujuannya adalah
sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai
patokan dalam pengambilan keputusan.
2. Tahap
penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Digunakan sebagai dasar
atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap
pengukuran pelaksanaan kegiatan
Berupa proses yang
berulang-ulang dari continue, yang
berupa atas pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap
pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Digunakan untuk
mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa
terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi
manajer.
5. Tahap
pengambilan tindakan koreksi
Bila diketahui dalam
pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam
pelaksanaan.
C. Tipe-tipe
Kontrol
1. Pengawasan
pendahuluan (feedforward control,
steering controls)
Untuk mengantisipasi
penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan
terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan
informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau
perkembangan tujuan
2. Pengawasan
concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan
“Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang
ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan
kegiatan.
3. Pengawasan
umpan balik (feedback control,
past-action controls)
Yaitu mengukur hasil
suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin
terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
D. Kontrol
Proses manajemen
1. Merumuskan
hasil diinginkan
2. Menetapkan
penunjuk
3. Menetapkan
standar petunjuk dan hasil
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
5. Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar